21 Oktober 2020

EKSAKTA "Geliat Rumah Belajar di Negeri Seribu Pulau"

Eksakta

Kegiatan berbagi kali ini agak berbeda dari biasanya. Kalau sebelumnya itu dengan Zoom Meeting dan saya dapat melihat peserta yang berpartisipasi, sekarang saya bisa lihat tampilan narasumber dan penyiar saja. Ya, kali ini saya dan DRB Maluku 2017, Ibu Meilita Salamony, serta dua sahabat rumah belajar Maluku yakni Wilem Mulder dan Wilter Rumahpasal. Kami berbagi di Suara Edukasi dengan tema Geliat Rumah Belajar di Negeri Seribu Pulau (Maluku).

Kami saling sharing tentang perkembangan geografis, penduduk, pendidikan, dan segala hal tentang daerah kami masing-masing. Saya menjelaskan tentang Pulau Buru dengan segala pesona dan keunikannya. Begitu juga dengan narasumber lainnya, Bu Meilita Salamony, Pak Wilem Mulder, dan Pak Wilter Rumahpasal, memaparkan kekhasan daerah masing-masing dalam siaran Suara Edukasi pada 16.00 WIT sampai 18.00 WIT.

Pada kegiatan berbagi di Suara Edukasi ini, saya tidak menyiapkan materi apa-apa. Saya hanya bermodalkan diri dan suara saja, hehe. Saya berbicara sesuai dengan yang saya ketahui Saya tidak mencari referensi apapun dari internet terkait dengan materi yang saya sampaikan pada kegiatan ini. Alhamdulillah kegiatan EKSAKTA berjalan denga lancar, tanpa hambatan yang berarti. 

Senang sekali rasanya dapat tampil di Suara Edukasi untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupku yang dimulai 30 tahun yang lalu. Dengan berbagi di siaran kebanggaan Indonesia, Suara Edukasi, saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.

Berikutnya saya akan memaparkan rincian dari apa saja yang kami sampaikan pada kegiatan yang disiarkan LIVE dari Suara Edukasi.

Sebelum kami (DRB dan SRB Maluku) menyampaikan informasi, Penyiar Suara Edukasi terlebih dahulu membuka siaran. Selanjutnya Ibu Meilita Salamony, Duta Rumah Belajar Maluku 2017 memaparkan bagaimana cerita selama menjadi Duta Rumah Belajar yang pertama di Daerah Seribu Pulau (Maluku). Ibu Mey menyampaikan dengan gamblang bagaimana suka duka beliau saat terpilih jadi duta yang pertama kalinya. Ibu Mey juga menceritakan tentang pengalaman sedihnya saat harapan akan sesuatu yang diinginkan belum terwujud. Kami belajar banyak hal dari Ibu Duta yang keren dan hebat tersebut.

Berikutnya adalah giliran saya yang menceritakan bagaimana keadaan Pulau Buru baik mengenai kondisi geografis, kondisi masyarakatnya, serta pendidikannya. Saya mengatakan di Suara Edukasi bahwa Pulau Buru itu meliputi daerah perbukitan dan juga pesisir, dengan mata pencaharian penduduk beragam di antaranya petani, pekebun, nelayan, dan sebagainya. Keadaan sinyal di Buru pun ada yang bagus (terutama di ibukota kabupaten) dan banyak juga yang masih buruk. Saya juga mengemukakan bahwa Buru adalah penghasil rempah-rempah, seperti cengkih, pala, minyak kayu putih, dan lain-lain. Minyak kayu putih tetap menjadi produk andalan di Kabupaten Buru. Apalagi dalam pandemi Covid-19 ini, banyak orang yang mencari minyak kayu putih sebagai minyak yang dapat menangkal Corona.


Narasumber berikutnya adalah Pak Wilem Mulder dari Nusalaut, Maluku Tengah. Pak Wilem menceritakan tentang kondisi di Nusalaut yang merupakan daerah pesisir pantai dengan penduduk yang baik dan sangat hormat dengan guru. Daerah Pak Wilem termasuk juga daerah yang masih terbatas dalam hal jaringan. Meskipun demikian, anak-anak di Nusalaut sangat bersemangat dalam menempuh pendidikan agar dapat mencapai cita-cita mereka.

Narasumber selanjutnya adalah Pak Wilter Rumahpasal dari Seram Bagian Barat. Pak Wilter juga menceritakan tentang kondisi di daerahnya dengan rinci baik tentang pendidikan, pekerjaan masyarakat, mapun hasil alamnya. 

Berikut adalah dokumentasi saat pelaksanaan kegiatan EKSATA yag disiarkan live dari Suara Edukasi (http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id/) 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar